BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa inggris disebut dengan communication, berasal dari kata communicatio atau berasal dari kata communis yang berarti sama atau sama
maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap,
perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator.
Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.
Komunikasi akan menjadi lebih baik apabila diantara keduanya saling pengertian,
yaitu jika kedua belah pihak atanra pengirim dan penerima dapat saling
memahami.
Hal ini tidak akan berarti jika kedua belah pihak harus menyetujui dalam
suatu gagasan tersebut, yang terpenting adalah diantara kedua belah pihak
saling memahami gagasan tersebut.Hal seperti inilah yang dapat dikatakan
sebagai komunikasi yang baik (komunikatif).[1]
Salah satu persoalan didalam member pengertian komunikasi yakni banyaknya
definisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya.Hal ini
disebabkan karena banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap
perkembangan ilmu komunikasi, misalnya, psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu
politik, ilmu elektronika, dan lain-lain.
Carl I. Hovland dari Universitas Yale misalnya mempelajari komunikasi
dalam hubungannya dengan perubahan sikap manusia.Carles E. Osgood di
Universitas Illinois mempelajari studi empiric arti pesan[2]. Paul
F. Lazarsfeld dengan teman-temannya di universitas Columbia mempelajari
komunikasi antar pribadi (personal) dalam kaitannya komunikasi massa
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latincommunis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan
dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latincommunico yang artinya membagi.
Sebuah definisi singkat
dibuat Harold D. Lasswell bahwa cara ynag tepat untuk menerangkan suatu
tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa
yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.”
Jadi komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.[3]
B.
Fungsi
dan Tujuan Komunikasi
Komunikasi dilihat dari arti lebih luas, tidak hanya
diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu
dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Maka fungsinya dalam
setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:
v Informasi
: penggumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta
dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimenegerti dan beraksi
secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil
keputusan secara tepat
v Sosialisasi
(permasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang
bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia
sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif dalam masyarakat
v Motivasi
: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang,
mendorong orang untuk menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong
kegiatan individu dan kelompok
berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar
v Perdebatan
dan diskusi : menyediakan dan slaing menukar fakta yang diperlukan untuk
memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah
publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan
umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut
kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal
v Pendidikan
: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual,
pementuk watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada
semua bidang kehidupan
v Memajukan
kebudayaan : penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan
warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang,
membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya
v Hiburan
: penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan image dari drama,tari, kesenian,
kesusteraan, music, olahraga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenagn
kelompok dan individu
v Integrasi
: menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk mmperoleh
berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling mengenal dan
mengerti dan menghargai kondisi, pandanagn dan keinginan orang lain.
Adapun tujuan dari komunikasi adalah
untuk menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka agar apa yang
kita sampaikan atau kita minta dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita
laksanakan dapat tercapai.
Pada
umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain :
v Supaya
yang kita itu dapat dimengerti
v Memahami
oarng lain
v Supaya
gagasan kita dapat diterima oleh orang lain
v Menggerakkan
orang lain untuk melakukan sesuatu
adi
secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi itu bertujuan : mengharapkan
pengertian, dukungan gagasan dan tindakan.[4]
C. Proses Komunikasi
Proses komunikasi
adalah bagaimana sang komunikatormenyampaikan pesan kepada komunikannya,
sehinggadapat menciptakan suatu persamaan makna antarakomunikan dengan
komunikatornya. Proses Komunikasi inibertujuan untuk menciptakan komunikasi yag
efektif (sesuaidengan tujuan komunikasi pada umumnya).[5]
Proses komunikasitermasuk juga suatu
proses penyampaian informasi dari satupihak ke pihak lain dimana seseorang atau
beberapa orang,kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan danmenggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungandan orang lain.[6]Proses
komunikasi dapat terjadi apabila adainteraksi antar manusia dan ada penyampaian
pesan untukmewujudkan motif komunikasi. Melalui komunikasi sikap danperasaan
seseorang atau sekelompok orang dapat dipahamioleh pihak lain.
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara
lisan atau verbalyang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidakada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakangerak-gerik badan, dan menunjukkan sikap tertentu
sepertitersenyum, mengangkat bahu dan sebagainya.[7]
Proses komunikasi dibagi menjadi dua tahap, yakni
secara primer dan secara sekunder.[8]
a)
Proses Komunikasi Secara primer
Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing (symbol) sebagai media. Lambang
sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan”
pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahsa yang paling
banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang
mampu “menertejemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu
berbentuk idea, informasi atau opini, baik mengenai hal atau peristiwa yang
terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang
akandatang.
Kial (gesture)
memang dapat “menterjemahkan” pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara
fisik.Akan tetapi menggapaikan tangan, atau memainkan jari-jemari, atau
mengedipkan mata, atau menggerakkan anggota tubuh lainnya hanya dapat
mengomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas).
Demikian pula isyarat dengan menggunakan alat seperti
tongtong, bedug, sirene, dan lain-lain serta warna yang mempunyai makna
tertentu. Kedua lambing itu amat terbatas kemampuannya dalam mentransmisikan
pikiran seseorang kepada orang lain.
Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalam
komunikasi memang melebihi kial, isyarat, dan warna dalam hal kemampuan
“menerjemahkan” pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa.
Buku-buku yang ditulis dengan bahasa sebagai lambang untuk “menertejamahkan” pemikiran
tidak mungkin diganti oleh gambar, apalagi oleh lambing-lambang lainnya.
Akan tetapi, demi efektifnya komunikasi,
lambing-lambang tersebut sering dipadukan penggunaannya.Dalam kehidupan
sehari-hari bukankah hal yang luar biasa apabila kita terlibat dalam komunikasi
yang menggunakan bahasa disertai gambar-gambar bewarna.
Bedasarkan pengertian diatas, pikiran atau perasaan
seseorang baru akan diketahui oleh dan akanada dampaknya kepada orang lain
apabila ditransmisikan dengan menggunakan media “primer” tersebut, yakni lambang-lambang.
Dengan perkataan lain, pesan (message)
yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (symbol).
b)
Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang
relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar,
majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi.
Pada umumnya, kalau kita berbicara di kalangan
masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana
diterangkan diatas.Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media
komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambing (symbol) beserta isu (content)
yakni pikiran atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat
dpisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio, dan
lain-lainnya yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang
tak mungkin berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan
sebagainya.
Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam
proses komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat
kabar, radio, atau televisi misalnya, merupakan media yang efisien dalam
mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efisien karena, dengan
menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada
khalayak yang begitu banyak jumlahnya, bukan saja jutaan, melainkan puluhan
juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala Negara yang disiarkan
melalui radio atau televisi.
Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan
sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka
dalam menata lambing-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator
harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan.
Penentuan media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihandari sekian banyak
alternative perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan
dituju. Komunikan media surat, poster, atau papan pengumuman akan berbeda
dengan komunikan surat kabar, radio, televise, atau film.setiap media memiliki
cirri atau sifat tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan
bagi penyampaian suatu pesan tertentu pula.
Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu
menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (massmedia) dan media nirmassa atau media
nonmassa (non-mass media).[9]
D.
Unsur-unsur dalam proses
komunikasi

Unsur-unsur komunikasi meliputi :
v Sumber
(sender atau encoder)
Semua
peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim
informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang,
tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok. Misalnya partai, organisasi atau lembaga
v Pesan
(message atau information)
Pesan yang dimaksud
dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada
penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media
komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat
atau propaganda.
v Media
Media
yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa media adalah alat yang dapat
menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap
orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya.Media dalam komunikasi massa
dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni media cetak dan media elektronik.
v Penerima
(audience atau receiver)
Penerima
adalah pihak yang bisa menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima
bisa terdiri dari satu orang atau lebih dalam bentuk kelompok, partai atau
Negara.
v Pengaruh
Pengaruh
atau efek adalah perbedaan antara yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada
pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.
v Tanggapan
balik (Feedback)
Ada
yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk dari
pada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik
bisa juga berasal dari unsure lain seperti pesan dan media, meski pesan belum
sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ketujuan.
v Lingkungan
Lingkungan atau situasi
ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.
Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik,
lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.
Model komunikasi diatas menegaskan factor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunikator harus
tahu khalayak mana yang dijadikan sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya.
Ia harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana
komunikan sasaran biyasanya mengawasandi pesan. Komunikator harus mengirimkan
pesan melalui media yang efesien dalam mencapai khalayak sasaran.[10]
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses
komunikasi :
a.
Tahap proses komunikasi
Menurut Cutlip dan Center komunikasi yang efekti harus
dilaksanakan dengan melalui 4 tahap, yaitu :
Ø
Fact Finding
Fact Findingadalah menncari mengumpulkan fakta dan data sebelum
seseorang melakukan kegiatan komunikasi. Untuk berbicara didepan masyarakat
perlu dicari fakta dan data tentang masyarakat tersebut keinginannya,
komposisinya dan seterusnya
Ø
Planning
Planning yaitu dari fakta dan data dibuat suatu rencana tentabg apa yang
akan dikemukakan dan bagaimana mengemukakannya.
Ø
Communicating
Communicating yaitu setelah planning disusun maka tahap selanjutnya
adalah berkomunikasi.
Ø
Evaluation
Evaluation yaitu penilaian dan menganalisa kembali untuk setiap kali,
hasil komunikasi tersubut.Hal ini diperlukan untuk dijadikan bahan bagi
perencanaan selanjutnya.
b.
Prosedur mencapai efek yang dikehendaki. Lebih jelas
adalah sebagai berikut :
v
Attention (perhatian)
v
Interest (rasa tertarik/kepentinga)
v
Desire (keinginan)
v
Decision (keputusan)
v
Action (tindakan)[11]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi merupakan proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Proses
komunikasi adalah bagaimana sang komunikatormenyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehinggadapat menciptakan suatu persamaan makna antarakomunikan
dengan komunikatornya.Proses
komunikasi dibagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. Tujuan
dari komunikasi adalah
untuk menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka agar apa yang
kita sampaikan atau kita minta dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita
laksanakan dapat tercapai.
Unsur-unsur komunikasi meliputi : sumber, pesan, media, penerima, pengaruh,
tanggapan balik dan lingkungan.
B.
Saran
Dalam
pembuatan makalah tentang Proses
Komunikasi yang
mencangkup pengertian dari komunikasi, Proses komunikasi, dan unsur-unsur komunikasi serta adanya tahap-tahap dalam
proses komunikasi ini
tentu masih belum sempurna. Penyusun mengharapkan masukan dan kritik yang
membangun. Penyusun dan pembaca haruslah berfikir kritis atas ilmu-ilmu yang
didapat, termasuk pengertian komunikasi, proses
komunikasi, dan unsur-unsur proses komunikasi serta tahap-tahap dalam proses
komunikasi. Berfikir
kritis yang penyusun maksud haruslah mempunyai dasar dalam berargumentasi dan
tidak untuk menjatuhkan satu dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
apriliana-semester3.blogspot.com/2012/04/proses-komunikasi.html?m=l, Diakses pada tanggal 16 November
2013
Canggara, H. Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, (PT RajaGrafindo Persada, 2004)
hal.17-27
Effendi, Prof. Drs. Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, (PT
REMAJA ROSDAKARYA, 1984)hal. 11-19
http://www.google.co.id/#hl=id&sugexp=frgbld_nf=l&cp=l4&gs_id=lh&xhr=t&q=proses+komunikasi, Diakses pada tanggal 16 November 2013
Rudy, Teuku, Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat Internasional, (Bandung, PT
Refika Ditama, 2005)hal. 1-4
Widjaja, AW, Komunikasi :
Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta, Bumi Aksara, 1993)hal. 11-22
www.kuliahkomunikasi.com, Diakses pada tanggal 16 November 2013
[2]Prof. Dr. H. HafiedCanggara, Msc, Pengantar Ilmu Komunikasi, (PT RajaGrafindo Persada, 2004)
hal. 17
[3]Prof. Dr. H. Hafied
Cangara, Msc., Pengantar Ilmu
Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal 17-19
[4]Drs. A.W.
Widjaja, Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), hal 9-11.
[5]http://www.google.co.id/#hl=id&sugexp=frgbld_nf=l&cp=l4&gs_id=lh&xhr=t&q=proses+komunikasi
[6]www.kuliahkomunikasi.com
[7]apriliana-semester3.blogspot.com/2012/04/proses-komunikasi.html?m=l
[8]Prof. Drs. Onong UchjanaEffendi,, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, (PT
REMAJA ROSDAKARYA, 1984) hal.11
[9]Prof. Drs. Onong UchjanaEffendi, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, (PT
REMAJA ROSDAKARYA, 1984) hal.18
[10]TeukuRudy, Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat Internasional, (Bandung, PT
Refika Ditama, 2005)hal.2
[11]AW.Widjaja,
Komunikasi : Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat, (Jakarta, Bumi Aksara, 1993)hal. 21-22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar