BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Komunikasi
adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi
merupakan bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, manusia sejak dilahirkan
sudah berkomunikasi dengan lingkunagnnya. Gerak dan suara tangisan pertama pada
saat bayi dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi.
Komunikasi dikalangan masyarakat sangatlah
penting, karena dengan berkomunikasi kita mampu mengenal arti dari sebuah
sosialisasi antara satu dengan yang lain kita juga bisa memperoleh informasi
yang sebelumnya tidak diketahui. Melalui komunikasi inilah informasi dari satu
pihak kepihak yang lain dapat menyebar luas, baik itu melalui media atau komunikasi
secara langsung.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
Pengertian Komunikasi ?
2.
Apa fungsi dan tujuan dari adanya
komunikasi ?
3.
Apa
pengertian Sosial ?
4.
Apa
Pengertian Komunikasi Sosial ?
5.
Apa Fungsi
Komunikasi Sosial ?
6.
Apa
saja Efektivitas dan Kesulitan Komunikasi ?
7.
Bagaimana
Konsep-konsep
komunikasi sosial dan pembangunan ?
C. Tujuan
Makalah
1.
Untuk mengetahui dan memahami pengertian
secara menyeluruh tentang komunikasi.
2.
Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari
adanya komunikasi
3.
Untuk
mengetahui pengertian secara menyeluruh tentang sosial.
4.
Untuk
mengetahui pengertian yang dimaksud dengan komunikasi sosial.
5.
Untuk
mengetahui tentang fungsi komunikasi sosial.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa inggris
disebut dengan communication, berasal
dari kata communicatio atau berasal
dari kata communis yang berarti sama
atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah
pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh
komunikator.[1]
Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada
orang lain. Komunikasi akan menjadi lebih baik apabila diantara keduanya saling
pengertian, yaitu jika kedua belah pihak atanra pengirim dan penerima dapat
saling memahami.
Hal ini tidak akan berarti jika kedua belah
pihak harus menyetujui dalam suatu gagasan tersebut, yang terpenting adalah
diantara kedua belah pihak saling memahami gagasan tersebut.Hal seperti inilah
yang dapat dikatakan sebagai komunikasi yang baik (komunikatif).[2]
Salah satu persoalan didalam member pengertian
komunikasi yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut
bidang ilmunya.Hal ini disebabkan karena banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi
masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya, psikologi, sosiologi,
antropologi, ilmu politik, ilmu elektronika, dan lain-lain.
Carl I. Hovland dari Universitas Yale misalnya
mempelajari komunikasi dalam hubungannya dengan perubahan sikap manusia.Carles
E. Osgood di Universitas Illinois mempelajari studi empiric arti pesan[3].
Paul F. Lazarsfeld dengan teman-temannya di universitas Columbia mempelajari
komunikasi antar pribadi (personal)
dalam kaitannya komunikasi massa
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan
latin communis yang artinya membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan dua orang atau lebih. Komunikasi juga
berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico
yang artinya membagi.
Sebuah definisi singkat dibuat Harold D. Lasswell
bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui
saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.”
Jadi, komunikasi adalah proses dimana suatu
ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.[4]
B. Fungsi
dan Tujuan Komunikasi
Komunikasi dilihat dari arti lebih
luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai
kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Maka
fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:[5]
v Informasi : penggumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran
berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar
dapat dimenegerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan
orang lain agar dapat mengambil keputusan secara tepat
v Sosialisasi (permasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu pengetahuan
yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang
efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif dalam
masyarakat.
v Motivasi : menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek
maupun jangka panjang, mendorong orang untuk menentukan pilihannya dan
keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
v Perdebatan dan diskusi : menyediakan dan slaing menukar fakta yang
diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan
untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang
menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal.
v Pendidikan : pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan intelektual, pembentuk watak dan
pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang
kehidupan.
v Memajukan kebudayaan : penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan
maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan
memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas
dan kebutuhan estetikanya.
v Hiburan : penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan image dari
drama,tari, kesenian, kesusteraan, musik,
olahraga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan
kelompok dan individu.
v Integrasi : menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu
kesempatan untuk mmperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka
dapat saling mengenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandanagn dan
keinginan orang lain.
Adapun tujuan dari komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi dan
mencari informasi kepada mereka agar apa yang kita sampaikan atau kita minta
dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita laksanakan dapat tercapai[6].
Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain
:
v Supaya yang kita itu dapat dimengerti
v Memahami orang lain
v Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain
v Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
Jadi, secara
singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi itu bertujuan : mengharapkan
pengertian, dukungan gagasan dan tindakan.[7]
C. Pengertian
Sosial
Istilah sosialisasi sudah familiar juga. Banyak
orang menggunakannya untuk berbagai keperluan. Sampai saat ini masih saja
banyak orang yang latah menggunakan kata yang satu ini, karena tidak pas
penggunaannya. Sama saja halnya dengan orang memakai cincin. Memang cincin di
pasangkan pada jari tanggan. Akan tetapi ada saja orang memasangnya pada jari
telunjuk atau ibu jari. Pada hal sebaiknya, agar indah dipandang tentunya
dipasang pada jari manis.[8]
Dalam tulisan pendek ini akan dijelaskan
pengertian dasar dari kata sosialisasi. Kata sosialisasi berasal dari kata
sosial. Kata “sosial” digunakan untuk menunjukan sifat dari makhluq yang
bernama manusia. Sehinga munculah ungkapan “manusia adalah makhluk sosial”. Ungkapan ini berarti bahwa mnusia
harus hidup berkelompok atau bermasyarakat. Mereka tidak dapat hidup dengan
baik kalau tidak berada dalam kelompok atau masyarakat.[9]
Dengan kata lain untuk hidup secara memadai dia harus berhubungan dengan orang
lain. Masing-masing manusia (orang) saling membutuhkan pertolongan sesamanya.
Di dalam hubungan antara manusia dengan manusia
lain yang paling penting proses terjadi adalah suatu reaksi yang
menyebabkan munculnya berbagai tindakan. Reaksi itu disebut dengan proses
sosial. Proses sosial itu terjadi disebabkan karena dalam tiap-tiap diri mausia
Allah telah menanamkan mawaddah dan rahmah.
Mawaddah adalah perasan atau keinginan yang
berupa harapan. Setiap orang memiliki harapan-harapan
terhadap orang lain, terutama yang terdekat dengan dia. Seperti harapan tidak
disakiti, harapan untuk selalu membantu dan harapan lainnya. Sebaliknya dalam
tiap diri manusia itu ada sifat rahmah, dengan sifat ini seseorang
selalu membantu atau mengasihi orang lain terutama yang terdekat dengan dia.
Tiap orang selalu memberi atau mengasihi. Yang diberikan itu tentu saja dalam
pengertian luas, bisa berupa perlindungan atau tidak menyakiti atau membantu
meringankan kerja dan lain sebagainya. Makanya dengan sifat dasar dari mnusia
itu terjadilah interaksi. Dalam sosiologi biasa disebut dengan istilah interaksi
sosial[10].
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara orang perorangan, antara
orang dengan kelompok dan juga antara kelompok dengan kelompok manusia lainnya.
Di dalam interaksi itu salah satu faktor yang sangat penting dalam kelancaran
dan kesuksesannya adalah komunikasi. Dengan menggunakan bahasa yang sama maka
proses komunikasi dalam berinteraksi akan terlaksana dengan mudah.
Pada prakteknya proses sosial ini terjadi dapat
dibagi dua bentuknya, pertama proses interaksi yang menjurus kepada konflik.
Dengan konflik orang-perorang bisa saja terjadi pertengkaran, perkelahian dan
dapat berakibat timbulnya perceraian atau perpecahan. Dan yang kedua interaksi
yang menjurus kepada kesepahaman dan persuadaraan atau menghasilkan hubungan
baik sesamanya.
Interaksi sosial yang kedua ini yang
mengantarkan seseorang kepada saling pengertian dan persaudaraan disebut
sebagai sosialisasi. Proses sosialisasi adalah proses
penyesuaian diri. Dengan kemampuan penyesuaian diri itulah orang dapat hidup
dengan baik. Apa yang terjadi atau yang dilakukan dalam proses sosialisasi itu
?
Pertama adalah proses belajar atau
belajar sosial, yaitu seseorang mempelajri berbagai macam peran sosial. Pada
peran sosial itu ada berbagai fungsi yang harus dijalankan, yakni fungsi
atau tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain atau kelompoknya. Peran
sosial merupakan pola-pola tingkah laku yang umum yang dilakukan oleh orang
yang mempunyai posisi sosial yang sama atau sederajat. Atau dengan kata lain
yang di pelajari adalah bentuk tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain atau mesyarakat. Juga termasuk mempelajari seluk-beluk bahasa yang
digunakan setiaap hari.
Di dalam proses belajar sosial tersebut
seseorang akan tahu dan memahami tingkah laku yang disukai atau diharapkan dan
yang ditolak oleh orang lain atau kelompoknya. Sebagai contoh
fungsi-fungsi orang tua selalu diharapkan oleh anak-anaknya. Berbicara yang
tidak menyakitkan hati selalu diharapkan oleh setiap orang. Demikian juga
dengan tingkah laku yang tidak diharapkan, mereka bersepakat didak
melakukannya. Juga bersama-sama menolaknya.
Dengan proses sosialisasi itu seseorang akan
mengenal dan memahami berbagai nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat.
Dengan sosialisasi juga akan menimbulkan kesepakatan-kesepakatan untuk
bekerjasama. Mulai dari hal-hal sangat sederhana hingga persoalan yang
lebih kompleks. Sosialisasi dapat terlaksana seumur hidup, dalam hal ini
dapat saja berupa Pendidikan Seumur Hidup atau life long education.
Dengan pengertian lebih luas proses sosialisasi adalah proses belajar bergaul
di dalam masyarakat dan budaya tertentu.
Kedua, proses sosialisasi adalah proses pembentukan sikap
loyalitas sosial. Loyalitas sosial atau kesetiaan sosial adalah
perkembangan dari sikap saling menerima dan saling memberi kearah ang lebih
baik. Kita sangat mudah melihatnya pembentukan kesetiaan sosial ini
adalah dalam keluarga. Setiap anggota keluarga selalu setia sesamanya. Di dalam
kelompok dan masyarakat juga kesetiaan sosial ini berkembang, sebagai dasar
kesatuan dan persatuan dalam masyarakat. Dengan kata lain kesetianan sosial
berkembang mulai dari kelompok yang sederhan hingga kelompok yang lebih luas.
Ada minimal tiga hal yang harus dilkukan agar
tumbuh dan kembangnya sikap loyalitas sosial ini yakni :
Pertama, kita harus saling berkomunikasi baik
dalam keadaan berdekatan ataupun dalam keadaan berjauhan (tempat tinggal).
Dengan komunikasi yang teratur kita akan saling mengetahui kabar dan berita di
antara kita. Sakit atau senang diantara kita dapat dengan cepat kita
mengetahuinya.
Kedua, sering bekerja sama menyelesaikan
berbagai persoalan hidup. Misalnya bergotong royang atau melakukan arisan.
Kerja sama dapat saja dilakukan dalam kelompok kecil (minimal dua orang) atau
pun dalam kelompok yang besar (yang jumlah anggotanya banyak).
Ketiga, dalam kehidupan atau pergaulan sesama
kita, sikap tolong menolong harus dikembangkan. Berbagai kesulitan hidup yang
kita alami pantas kita minta tolong kepada orang lain atau teman. Begitu
pula sebaliknya bila kawan kita yang mengalami kesusahan wajib pula kita
membantunya. Tentu saja dasarnya adalah suka saling menerima dan memberi.
D. Komunikasi
Sosial (Sosiologi Komunikasi)
1.
Definisi
Komunikasi Sosial
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu
communicate yang memiliki tiga arti
yaitu bergaul dengan seseorang, memberitahukan sesuatu kepada orang lain;
berhubungan dengan orang lain. Sehingga dari kata kerja itu terbentuk kata
benda communication yang dapat diartikan menjadi komunikasi. Oleh karena itu
komunikasi dapat diartikan pergaulan, pemberitahuan, dan perhubungan. Akan
tetapi dalam pembicaraan kita ini komunikasi yang berarti pemberitahuan.
Komunikasi juga diartikan sebagai suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal.
Jadi, Komunikasi sosial dapat di artikan suatu
proses interaksi dimana seseorang atau sesuatu lembaga menyampaikan amanat
kepada pihak lain agar pihak lain itu dapat menangkap maksud yang dikehendaki
penyampainya baik secara verbal maupun nonverbal.[11]
Pengertian komunikasi
ditinjau dari dua sudut pandang yaitu komunikasi dalam pengertian secara umum
dan pengertian secara para digmatik, sehingga akan menjadi jelas bagaimana
pelaksanaan tehnik komunikasi itu.
Setiap orang yang hidup
dalam masyarakat sejak bangun tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat
dalam komunikasi. Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling
berhubungan satu sama lain yang karena berhubungan menimbulkan interaksi
sosial. Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi.
2.
Unsur-unsur
Komunikasi Sosial
Menurut Hendropuspito, pengertiaan komunikasi
sosial itu mencakup unsure-unsur sebagai berikut:[12]
v Komunikator, yaitu pihak yang memulai komunikasi.
Komunikator dapat diartikan sebagai orang atau suatu institusi. Dalam proses
komunikasi komunikator merupakan unsur yang aktif, yang mengambil prakarsa
untuk bertindak.
v Amanat, yaitu merupakan hal yang di sampaikan. Amanat
berupa perintah kabar buah pikiran, pendapat,anjuran dan sebagainya. Maksud
penyampaian ialah upaya pemahaman dan tanggapan pihak lain, yaitu pemerima
amanat, searti dengan pengirim. Jika amanat berupa perintah, hendaknya perintah
itu di laksanakan. Jika buah pikiran hendaknya dimengerti sebagai komunikasi.
v Media untuk penyampai amanat, yaitu daya
upaya yang dipakai untuk menyampaikan amanat kepada penerima. Dalam uraian
selanjutnya dinamakan “media komunikasi sosial”. Media komunikasi sosial ini
memiliki dua unsur yaitu unsur pertanyaan (ungkapan) amanat itu sendiri dan
alat yang dipakai untuk menyampaikan amanat itu. Penyataan (ungkapan)
berbeda-beda bentunya antara lain: tanda kode, isyarat, gerak badan, perkataan,
lisan atau tertulis, lambang-lambang yang dapat di mengerti. Menurut situasi
dan kondisinya alat yang di gunakan untuk menyampaikan komunikasi juga berbeda
antara lain: surat, telepon radio, televisi, pita suara, media cetak, juga seni
lukis dan seni pentas, dan lain-lain.
v Komunikasi yaitu orang atau satuan orang-orang yang
menjadi sasaran komunikasi itu. Kepada mereka amanat disampaikan, dari mereka
juga diharapkan tanggapan, dan dalam diri mereka proses komunikasi berakhir.
Dalam proses komunikasi, komunikan unsur pasif yang merupakan lawan dari
komunikator yang bersifat aktif.
v Tanggapan (respons), merupakan
tujuan dari komunikator, yang di ingginkan adalah tanggapan dari komunikan sama
dengan maksud komunikator. Dengan demikian komunikasi berhasil. Efektivitas
komunikasi tercapai.
3.
Jenis-jenis
Komunikasi Sosial
Menurut Hendropuspito komunikasi sosial dapat
di klasifikasikan menjadi beberapa jenis menurut sudut pandang tertentu.
Berikut ini jenis-jenisnya:[13]
· Komunikasi Langsung dan Tidak Langsung
Komunikasi langsung (direct communication) juga disebut komunikasi dari muka ke muka (face to face). Si pengirim amanat
berhubungan langsung dengan si penerima, komunikasi jenis ini biasanya yang
sering dilakukan oleh masyarakat dan di pengirim amanat dapat langsung menerima
tanggapanya, selain itu jenis komunikasi ini memberikan suasana tersendiri
lebih akrab dan saling percaya.
Komunikasi tidak langsung (indirect communication) terjadi apabila dalam berkomunikasi
menggunakan satu atau lebih perantara. Komunikasi ini terjadi dalam situasi
tertentu misalnya karena jarak dan karena sifat amanat itu sendiri dirasa
kurang sesuai jika disampaikan oleh si pengirim (pemberian maskawin sebagai
tali pengikat dua mempelai) atau karena mendamaikan pihak yang sedang bermusuhan
· Komunikasi Satu Arah dan Komunikasi Timbal Balik
Komunikasi satu arah (one-way communication) terjadi apabila penyampaian amanat itu
datang dari satu jurusan, jadi tidak mungkin ada tanggapan langsung dari
penerima. Contohnya perintah harian ketentaraan, siaran radio, televisi. Bentuk
komunikasi ini menciptakan hubungan yang kaku karena tidak mungkin ada
tanggapan langsung.[14]
Komunikasi timbal balik (reciprocal communication) terjadi
apabila pihak penerima bisa member tanggapan langsung pada pemberi, misalnya
berbicara lewat telepon, musyawarah. Bentuk komunikasi ini dapat mempererat
hubungan persaudaraan karena kedua belah pihak saling aktif.
· Komunikasi Bebas dan Komunikasi Fungsional
Komunikasi bebas (nonorganik) tidak
terikat pada formalitas yang harus ditaati. Satu-satunya ikatan yaitu kode
sosial-kultural, misalnya komunikasi dalam pergaulan biasa dimana kedua belah
pihak harus mengenal aturan sopan santun.
Komunikasi fungsional (institutional) terikat
pada atuuran yang bersangkutan. Komunikasi ini bersifat fungsional dan
strukturan, misalnya pejabat pemerintahan terhadap bawahannya, formalitas
tertentu, seperti pinata laksana (protokoler).
· Komunikasi Individual dan Komunikasi Massal
Komunikasi individual (individual communication) ditunjukkan kepada satu orang yang sudah
dikenal. Pihak komunikan bukan anonym, tapi orang yang dikenal baik oleh pihak
komunikator. Hasil komunikasi memiliki bobot tersendiri. Komunikasi massal (mass communication) ditunjukkan pada
umum yang tidak dikenal. Pihak komunikan terdiri dari berbagai massa sengan
berbagai sosio-kultural, ras dan usia.
E.
Fungsi
Komunikasi Sosial
Uraian berikut ini merupakan aspek-aspek dari
fungsi komunikasi sosial yang kita maksud :[15]
a)
Memberi Informasi
Informasi perlu disampaikan kepada warga
masyarakat karena kenyataannya menunjukkan bahwah:
v Manusia hanya
dapat maju dan berkembang apabila dia mengetahui nilai-nilai yang perlu
dicapai.
v Tidak semua
orang memiliki pengetahuan yang sama mengenai nilai-nilai yang sudah berhasil
di capai, mengenai sarana-sarana yang harus dipakai, dan bahaya-bahaya
yang harus disingkiri.
v Setiap orang
mempunyai hak asasi untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi hidupnya.
v Organisasi
manusia tidak akan berjalan dengan baik apabila didalamnya tidak disediakan
tempat-tempat sumber informasi untuk menyiarkan apa yang berguna bagi kehidupan
bersama, tidak hanya hal-hal yang penting untuk kepentingan jasmani, rerapi
hal-hal yang menyangkut rohani yang tidak kurang pentingnya bagi manusia.
b) Memberi Bimbingan
Baik secara langsung atau tidak langsung
komunikasi berfungsi memberikan bimbingan bagi warga masyarakat. Bimbingan yang
bernilai tinggi akan menumbuhkan gairah kerja, selain itu jika ada masyarakat
yang menyimpang dari pola-pola lelakuan yang benardapat dikembalikan kejalan
yang benar.
Bimbingan disampaikan lewat pesan (amanat) yang
sifatnya menuntun, menyetujui, menolak, mencela, menegur, mendukung atau
menentang, mengajak atau menganjurkan, member petunjuk mengenai prioritas
tertentu diantara tindakan yang harus dilaksanakan.
c)
Memberi Hiburan
Di dalam suatu masyarakat pasti ada masyarakat
yang gagal maupun yang berhasil. Dimana dalam ke adaan masyarakat yang
berhasil akan mengalami kelemahan fisik. Sementara masyarakat yang gagal
akan mengalami kelemahan fisek dan frustasi. Mereka membutuhkan hiburan.
Jawaban dari masalalah sosial tersebut adalah komunikasi sosial.
Jadi, orang yang tidak pernah berkomunikasi
dengan manusia bisa dipastikan akan tersesat, karena ia tidak sempat menata
dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasi yang memungkin individu
membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai pantuan untuk
menafsirkan, situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang
memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk
mengatasi situasi-situasi problematik yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri
dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimanamakan, minum, berbicar
sebagai manusia dan memperlakukan manusi lain secara beradap, karena cara-cara
berprilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan
dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.
Fungsi komunikasi sosial bisa terbentuk dengan
adanya pembentukan dari dalam: pembentukan
konsep diri, pernyataan eksistenssi diri dan untuk kelangsungan hidup, memupuk
hubungan dan memperoleh kebahagiaan.
1.
Pembentukan konsep diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai
siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan
orang lain kepada kita. Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia
lainnya tidak mungkin mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Kita sadar
bahwa kita adalah manusia karena orang-orang disekeliling kita menunjukkan kepada
kita lewat perilaku verbal dan nonverbal mereka bahwa kita manusia. Bahkan kita
pun tidak akan pernah menyadari nama kita adalah “Badu” atau si “Mincreung”,
bahwa kita adalah lelaki, perempuan, pintar atau menyenangkan, bila tidak ada
orang-orang disekitar kita yang menyebut kita demikian.
Melalui komunikasi dengan orang lain kita
belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan
siapa kita. Anda mencintai diri anda bila anda telah dicintai, anda berpikir
anda cerdas bila orang-orang disekitar anda mengaggap anda cerdas, anda merasa
anda tampan atau cantik bila orang-orang disekitar anda juga mengatakan
demikian. Konsep diri kita yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga,
dan orang dekat lainnya disekitar kita, termasuk kerabat. Mereka itulah yang
disebut significant others. Orang tua kita, atau siapapun yang memelihara kita
pertama kalinya, mengatakan kepada kita lewat ucapan dan tindakan mereka bahwa kita baik, bodoh, cerdas
nakal, rajin, ganteng, cantik, dan sebagainya. Merekalah yang mengajari kita
kata-kata pertama. Hingga derajad tertentu kita bagai kertas putih yang dapat
mereka tulisi apa saja atau tanah lihat yang dapat mereka bentuk sekehendak
mereka. Kita dapat memperkirakan perbedaan konsep diri seseorang dengan
memperhatikan kata-kata yang orang
ucapkan, kita dapat menduga dari kelas atau golongan mana ia berasal. Sadar
akan pentingnya citra diri dimata orang lain, sebagian orang berbicara dengan
menggunakan banyak istilah asing, meskipun tatabahasa atau ucapannya keliru
yang pada kata sebenarnya juga tersedia pada bahasa Indonesia agar dipandang
intelektual dan modern.
2.
Pernyataan eksistensi diri
Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya
eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepatnya eksistensi
diri. Kita dapat memodifikasi frase filosof Prancis Rene Descartes (1596-1650)
yang terkenal itu Cogito Ergo Sum (“saya berpikir, maka saya ada”) menjadi
“Saya beerbicara, maka saya ada”. Bila kita berdiam diri, orang lain akan
memperlakukan kita seolah-olah kita tidak eksis. Namun kita berbicara, kita
menyatakan bahwa sebenarnya kita ada. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri
sering terlihat pada uraian penanya seminar. Meskipun penanya sudah di ingatkan
moderator untuk
berbicara singkat dan langsung kepokok permasalahan, penanya atau komentator
itu sering berbicara panjang lebar, menguliahi hadirin, dengan argumen-argumen
yang tidak relavan.eksistensi diri juga sering dinyatakan oleh anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dalam sidang-sidang mereka yang bertele-tele, karena
mereka merasa dirinya paling benar dan paling penting, setiap orang ingin
berbicara dan didengarkan. Fenomena itu misalnya pernah muncul dalam
sidang-sidang selama berlangsungnya sidang umum Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) bulan Oktober 1999 malalui banjir interupsi dari begitu banyak peserta
sidang, khususnya pada 3 hari pertama. Banyak interupsi yang asal-asalan, tidak
relavan, kekanak-kanakan, kocak, konyol, menjengkelkan, naif, dan terkadang
memuakkan.
3.
Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan
Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri
untuk mempertahankan hidu. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang
lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan
memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Komunikasi,
dalam konteks apa pun, adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan.
Menurut Rene Spitz, komunikasi (ujaran) adalah jembatan antara bagian luar dan
bagian dalam kepribadian: “mulut sebagai rongga utama adalah jembatan antara
persepsi dalam dan persepsi luar, ia adalah tempat lahir semua persepsi luar
dan model dasarnya, ia adalah tempat transisi bagi perkembangan aktivitas
internasional, bagi munculnya kemauan dari kepasifan. Melalui komunikasi pula
kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental
kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat,
rasa bangga, bahkan irihati, dan kebencian. Melalui komunikasi sosial, kita
dapat mengalami berbagai kualitas perasaan itu dan membandingkannya antara
perasaan yang satu dengan perasaan yang lainnya. Karena itu, kita tidak
mungkin, kita dapat mengenal cinta bila kita pun tidak mengenal benci. Kita
tidak akan mengenal makna pelecehan bila kita tidak mengenal makna
penghormatan.
Lewat
umpan balik dari orang lain kita memperoleh informasi bahwa kita orang yang
berharga. Penegasan orang lain atas diri kita membuat kita merasa nyaman dengan
diri sendiri dan percaya diri. Melalui komunikasi dengan orang lain, kita dapat
memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan yang
hangat dengan orang-orang disekitar kita. Tanpa pengasuhan dan pendidikan yyang wajar, manusia akan mengalami
kemerosotan emosional dan intelektual. Kebutuhan emosional dan intelektual itu
kita peroleh petama-tama dari keluarga kita, lalu dari orang-orang dekat di
sekeliling kita seperti kerabat dan kawan-kawan sebaya dan barulah dari
masyarakat umumnya. Orang yang tidak memperoleh kasih sayang dan kehangatan
dari orang-orang disekelilingnya cendrung agresif. Pada gilirannya, agresifitas
ini melahirkan kekerasaan terhadap orang lain. Stewart menunjukkan bahwa orang yang
terkucil secara sosial cenderung lebih cepat mati. Selain itu, kemampuan
berkomunikasi yang buruk ternyata mempunyai andil dalam kematian seseorang.
Misalnya, Kaisar Frederick II, penguasa romawi
abad ke-13, membuat percobaan dengan memasukkan sejumlah bayi ke labotarium.
Anak-anak itu dimandikan dan disusui oleh ibu-ibu, namun bayi-bayi itu tidak
diajak berbicara. Ia ingin mengetahui apakah bayi-bayi itu akan berbicara dalam
bahasa Hebrew, atau Yunani, atau Latin, atau Arab, atau bahasa orang yang telah
melahirkan mereka. Upaya tersebut sia-sia karena sebuah bayi itu mati. Mereka
tidak dapat hidup dalam belaian, wajah riang, dan kata-kata sayang dari ibu
angkat mereka. Sementara Eric Berne mengembangkan suatu teori hubungan sosial
yang ia sebut Transactional Analysis (1961). Terinya berdasarkan hasil
penelitian mengenai keterlantaran indrawi (sensory deprivation) yang menunjukan
bahwa bayi-bayi yang kekurangan belaian dan hubungan manusiawi yang normal
menunjukan tanda-tanda kemerosotan fisik dan mental yang bisa berakibat fatal.
Ia menyimpulkan bahwa senthan emosional dan indrawi itu penting bagi
kelangsungan hidup manusia. ia menyimpulkan teorinya dengan ungkapan “If you are not stroked, your spinal cord
will shrivel up” (Jika engkau tidak mendapatkan belaian, urat saraf tulang
belakangmu akan layu). Menutut Berne, dalam arti luas, belaian mengisyaratkan
pengakuan atas kehadiran orang lain. Karena itu, belaian dapat digunakan
sebagai unit dasar tindakan sosial.
F.
Efektivitas dan
Kesulitan Komunikasi
a.
Kriteria
Dalam kamus komunikasi
yang ditulis Onong Uchjana Effendy menegaskan bahwa komunikasi dikatakan
efektif jika menimbulkan efek kognitif, efek afektifatau konatif (behavioral)
pada komunikan, sesuai tujuan komunikator, namun tidak dipermasalahkan apakah
tepat waktu atau tidak maupun apakah ada kesamaan pengertian antar komunikator
dengan komunikan atau tidak.
Berbeda dengan pendapat Hendropuspito. Baginya
komunikasi dikatakan mencapai sasaran apabila komunikan dapat menangkap
pengertian yang sama dengan pengertian komunikator. Jika tidak komunikasi
dianggap gagal. Selain itu ukuran lain untuk menentukan keberhasilan komunikasi
ialah ketepatan waktu. Jika amanat yang disampaikan komunikator di terima
terlambat, meskipun tepat waktu, komunikasi di anggap gagal. Dengan kata lain
upaya utama dalam proses komunikasi perlu dipusatkan pada masalah ketepatan dan
ketepatan waktu. Oleh karena itu perlu dicari kesulitan yang harus dihadapi dan
bagaimana memecahkanya.
b.
Kesulitan komunikasi
Menurut Hendropuspito ada beberapa kesulitan
bagi komunikator dalam melancarkan komunikasinya. Kesulitan ini menyangkut
aspek amanat komunikan, media dan unsur sosio budaya.
(1)
Kesulitan pada Amanat
Dalam komunikasi yang penting ialah
kejelasan dalam isi dari amanat, namun tidak selalu masyarakat sebagai
komunikan dapat menangkap isi dan magsud dari amanat dari komunikator sehingga
timbul keraguan, salah tanggap dan salah langkah dalam penerapannya.. tugas
pertama komunikator ialah berusaha agar amanat iu jelas bagi dirinya sendri
maupun bagi komunikan. Komunikator harus tahu benar apa yang hendak di
sampaikan, untuk apa dan untuk siapa. Ungkapan-ungkapan yang lazim digunakan
dalam komunikasi yaitu:
Ø Bahasa isyarat
Bahasa isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. Kaum tunarungu adalah
kelompok utama yang menggunakan bahasa ini, biasanya dengan mengkombinasikan
bentuk tangan, orientasi dan
gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk
mengungkapkan pikiran mereka.
Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada
kenyataannya belum ada bahasa isyarat internasional yang sukses diterapkan.
Bahasa isyarat unik dalam jenisnya di setiap negara. Bahasa
isyarat bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya, Amerika Serikat dan Inggris meskipun
memiliki bahasa tertulis yang sama, memiliki bahasa isyarat yang sama sekali
berbeda (American Sign Language dan British Sign Language). Hal
yang sebaliknya juga berlaku. Ada negara-negara yang memiliki bahasa tertulis
yang berbeda (contoh: Inggris dengan Spanyol), namun
menggunakan bahasa isyarat yang sama.
Untuk Indonesia, sistem yang sekarang umum
digunakan adalah Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang sama dengan
bahasa isyarat America (ASL - American Sign Language).
Bahasa isyarat seperti gerakan tangan, kepala,
mata dan lain-lain hanya dipakai dalam jarak yang dekat. Ketepatan arti hanya
dimengerti jika komunikator dan komunikan hidup dalam budaya yang sama.
Ø Bahasa Kata
Bahasa kata sering menimbulkan kesulitan yang
menggagalkan tercapainya maksud komunikator, atau sekurang-kurangnya mengurangi
keberhasilannya. Hal ini berhubungan dengan kata-kata (istilah) yang dipakai,
susunan kalimat yang tidak benar serta singkatan yang dimengerti komunikan.
Oleh karena itu komunikan harus berhati-hati dalam memilih perbendaharaan
istilah. Setiap ahli yang memakai bahasanya sendiri belum tentu di mengerti
oleh lingkungan lain. Jadi komunikator juga harus menggunakan kalimat yang baik
dan benar dan singkatan yang umum dipakai.
Ø Bahasa Lambang
Pengungkapan amanat dapat dilakukan dengan
menggunakan lambing-lambang, yaitu tanda konversional yang menggunakan arti
tertentu. Jika suatu lambing dipakai tetapi arti dan maksud yang dikehendaki komunikator
belum kenal (belum ada konvensi atau consensus) pihak komunikan, maka maksud
komunikasi mungkin tidak tercapai. Lambing berfungsi untuk menjelaskan ide yang
abstrak dan sulit diterangkan dengan kata-kata. Dengan lambing masalah yang
kmplek menjadi lebih jelas dan mudah diingat,serta lebih mengesankan. Misalnya,
lambang % berarti kelamin laki-laki dan & kelamin perempuan, dan bibit
adalah simbul dari pramuka.
Jadi masalah pokok yang berhbungan dengan
penggunaan lambing ialah apakah dapat dipastikan bahwa pemberian arti dan
interpretasi dari pihak komunikan searti dan sepaham dengan pihak komunikator.
Pertanyaan ini harus dijawab oleh setiap komunikator seperti seorang montor,
seorang pemimpin,seorang pengkhotbah, seorang guru dan sebagainya.
· Komunikasi
harus setia, artinya benar-benar menyatakan apa yang dimaksud oleh komunikator.
Komunikasi menjadi tidak setia pada fungsinya jika amanat yang disampaikan
sengaja dibuat sedemikian rupa sehingga komunikan menangkapnya dengan arti
lain.
· Komunikasi
harus lengkap atau utuh. Seluruh pesan harus sampai kepada komunikan, tidak
mengalami kebocoran di tengah jalan. Jika tidak, komunikasi dinilai tidak
mencapai tujuan.
(2)
Kesulitan pada Komunikan
Pembahasan tentang kesulitan dari pihak
komunikan karena amanat komunikan adalah dua pengertian yang korelatif.
Kesulitan yang ada pada komunikan dapat berupa sikap komunikan terhadap
penyiar, kepentingan komunikan (sudah dilayani atau belum), struktur komunikan
dalam konteks sosio-budaya (apakah komunikan ditinjau dari segi kelamin, usia,
pendidikan dapat menangkap amanat dalam wwaktu yang sama dengan ketepatan yang
sama meskipun lingkup kebudayaan dan lokasi geografis berdeda). Untuk
mengetahui dengan tepat kesulitan yang ada pada komunikan perlu diadakan penelitian,seperti:
· Penelitian
mengenai identitas kelompok komunikan ditinjau dari kebudayaan masing-masing.
· Penelitian
mengenai sikap dan harapan komunikan tehadap penyiaran amanat.
· Penelitian
mengenai media massa yang disukai komunikan, alat komunikasi apa yang bagi
komunikan memiliki daya persuasive maksimal.
Di negara-negara seperti Amerika serikat dan
Eropa penelitian tentang masalah serupa ini relative banyak diadakan, terutama
oleh lembaga-lembaga pers dan badan-badan penyiar. Hasil penelitian mereka gunakan
untuk memperbaiki kesalahan dan menyempurnakan pelayanan. Kesimpulan-kesimpulan
yang diperoleh di sana tidak selalu dapat diterapkan di Negara-negara yang
sedang berkembang. Di negara-negara berkembang terdapat unsur-unsur
komunikasi tradisional yang masih kuat dan tidak dapat diatasi dengan
sistem komunikasi modern. Oleh karena itu masyarakat Negara berkembang perlu
mengadakan penelitian sndiri. Negara berkembang biasanya mempunyai tujuan khas
yakni pembangunan. Demi tercapainya tujuan itu segenap kegiatan masyarakat
diarahkan ketujuan itu tersebut,termasuk media komunikasi mssa.
(3)
Kesulitan Pada Media Komunikasi
Dari sudut pandang sosiologi, pesoalan ini
dapat dilihat beberapa hal.petama, publik sebagai penerima pesan ingin dapat
memiliki alat penerima yang baik misalnya televise berwarna,film tiga dimensi
dan sebagainya. Namun di sisi lain kenaiakan mutu media komunikasi massa
menambah kualitas penghambat khususnya bagi golongan ekonomi lemah. Kedua,
warga masyarakat maju dapat menikmati komunikasi massa dengan kualitas dan
kuantitas yang tinggi sehingga kecepatan dan ketepatan tidak merupakan hambatan
lagi. Sebaliknya di dalam masyarakat yang sedang berkembang, dimana penghasilan
penduduk perkapita masih rendah, kebahagiaan menikmati media komunikasi massa
masih merupakan impian. Kurangnya stasiun pembantu pada tempat-tempat yang jauh
dari pusat komunikasi dan lemahnya daya beli masyarakat terhadap barang-barang
media komunikasi merupakan penghalang yang belum teratasi sebelumnya.
(4)
Kesulitan pada Unsur Sosio-Budaya
Yang dimagsud dengan kebudayaan dalam
pembicaraan kita sekarang ini adalah keseluruhan pola kelakuan lahir dan batin
yang mungkinkan hubungan sosial antar anggota suatu masyarakat. Sementara itu,
yang hendak kita bahas adalah unsure-unsur sosio budaya yang dapat dikatakan
menghambat efektifitas komunikasi sosial.
Sebelumnya, kita perlu melihat kebudayaan
masyarakat industri madya kemudian; kita lihat kebudayaan masyarakat
tinggi. Jenis kebudayaan yang pertama juga dinamakan kebudayaan
tradisional (dalam arti wajar) sedangkan jenis kebudayaan kedua cenderung
disebut kebudayaan massa.
G. Konsep-konsep
komunikasi sosial dan pembangunan
Untuk
dapat memiliki pemahaman tentang komunikasi sosial dan pembangunan (komunikasi
pembangunan) secara sistematis dan komprehensif, kita perlu memiliki pemahaman
awal tentang konsep–konsep komunikasi sosial dan pembangunan.[16]
Ø SistemSosial
Dalam proses komunikasi pembangunan, sistem sosial merupakan target atau sasaran dari perubahan yang akan diciptakan sistem sosial dapta didefinisika sebagai suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerja sama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Sebuah sistem sosial terdiri dari subsistem – subsistem sosial yang dalam konteks tertentu dapat pula menjadi sistem tersendiri.
Dalam proses komunikasi pembangunan, sistem sosial merupakan target atau sasaran dari perubahan yang akan diciptakan sistem sosial dapta didefinisika sebagai suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerja sama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Sebuah sistem sosial terdiri dari subsistem – subsistem sosial yang dalam konteks tertentu dapat pula menjadi sistem tersendiri.
Ø PerubahanSosial
Perubahan sosial adalah proses dimana terjadi perubahan
struktur dan fungsi suatu sistem sosial yang bersangkutan.
Ø Difusi
Difusi sebagai sebuah proses penyebaran ide baru dapat terjadi jika ada inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu, kepada anggota suatu sistem sosial.
Difusi sebagai sebuah proses penyebaran ide baru dapat terjadi jika ada inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu, kepada anggota suatu sistem sosial.
Ø Inovasi
Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang dimana kebaruannya itu bersifat relatif. Suatu gagasan dapat dianggap sebagai sebuah inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu, tetapi juga dapat dianggap bukan inovasi oleh anggota sistem sosial lainnya
Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang dimana kebaruannya itu bersifat relatif. Suatu gagasan dapat dianggap sebagai sebuah inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu, tetapi juga dapat dianggap bukan inovasi oleh anggota sistem sosial lainnya
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
merupakan proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka. Adapun tujuan dari komunikasi adalah untuk menyampaikan
informasi dan mencari informasi kepada mereka agar apa yang kita sampaikan atau
kita minta dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita laksanakan dapat
tercapai.
Kata sosialisasi berasal dari kata sosial.
Kata “sosial” digunakan untuk menunjukan sifat dari makhluq yang bernama
manusia. Sehinga munculah ungkapan “manusia adalah makhluk sosial”. Ungkapan ini berarti bahwa manusia
harus hidup berkelompok atau bermasyarakat. Mereka tidak dapat hidup dengan
baik kalau tidak berada dalam kelompok atau masyarakat. Dengan kata lain untuk
hidup secara memadai dia harus berhubungan dengan orang lain. Masing-masing
manusia (orang) saling membutuhkan pertolongan sesamanya.
Komunikasi sosial dapat di artikan suatu proses
interaksi dimana seseorang atau sesuatu lembaga menyampaikan amanat kepada
pihak lain agar pihak lain itu dapat menangkap maksud yang dikehendaki
penyampainya baik secara verbal maupun nonverbal.
B.
Saran
Dalam
pembuatan makalah tentang Komunikasi Sosial yang mencangkup Pengertian
Komunikasi, fungsi dan tujuan dari adanya komunikasi, pengertian Sosial, Pengertian
Komunikasi Sosial, Fungsi Komunikasi Sosial, Efektivitas dan
Kesulitan Komunikasi, Konsep-konsep komunikasi sosial dan pembangunan ini
tentu masih belum sempurna. Penyusun mengharapkan masukan dan kritik yang
membangun. Penyusun dan pembaca haruslah berfikir kritis atas ilmu-ilmu yang
didapat, termasuk pengertian
komunikasi, proses komunikasi, dan unsur-unsur proses komunikasi serta tahap-tahap
dalam proses komunikasi. Berfikir kritis yang penyusun maksud haruslah
mempunyai dasar dalam berargumentasi dan tidak untuk menjatuhkan satu dengan
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Canggara, H. Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, (PT RajaGrafindo Persada, 2004)
Devito, Joseph A., Komunikasi Antarmanusia,
(Jakarta, Professional Books, 1997)
Effendi, Prof. Drs. Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, (PT
REMAJA ROSDAKARYA, 1984)
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi, (Bandung, PT ROSDAKARYA, 2005)
Rudy, Teuku, Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat Internasional, (Bandung, PT
Refika Ditama, 2005)
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2010)
Widjaja, AW, Komunikasi :
Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta, Bumi Aksara, 1993)
[1]
Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M. Sc., Pengantar
Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT RajaGrafindo,2012),hlm.20.
[4]. Cangara., Op.cit., hlm. 22.
[5]
Cangara. Loc.cit. hlm. 10
[6]Joseph A. Devito, Komunikasi
Antarmanusia, (Jakarta, Professional Books, 1997), hlm. 34
[8]
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu
Pengantar, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2010), hlm. 55.
[11]
Dedy Mulyana, M.A., Ph.D.,
Ilmu Komunikasi, (Bandung, PT ROSDAKARYA, 2005), hlm. 175
[12]Prof. Drs. Onong
Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi : Teori
dan Praktek, (PT REMAJA ROSDAKARYA, 1984)hal.
11-19
[14] Mulyana., Op. cit., hlm.61
[16]
Soelaeman B. Adiwidjaja,
“Sumber Kesalahpahaman.” Pikiran Rakyat, (13 Desember 1999), 2: (6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar