IKLAN ROKOK DJARUM 76 (WANI PIRO?)
Saya sebagai masyarakat penikmat sosmed
terutama televisi yang menyediakan berbagai informasi, talk show, hiburan, dan
lain-lain. Menonton acara ditelevisi tidak bisa lepas dari iklan. Iklan sebagai
faktor utama yang menjadi pemasok ekonomi dalam acara tv. memang bukan hal yang
menyenangkan menonton iklan ketika sedang melihat acara kesukaan. Namun
terkadang juga bosan apabila acara yang kita tonton tanpa adanya iklan.
Layaknya sayur tanpa garam.
Beberapa tahun yang lalu, dalam masyarakat
Indonesia sendiri baik dalam dunia sosmed ataupun kehidupan sehari-hari lagi
populer-populernya kata "Wani Piro?". Dan pengguna kata Wani Piro?
ini sangat banyak.
Berdasarkan kasus iklan Djarum 76 dengan kata
Wani Pironya ini, iklan tersebut lebih fokus terhadap iklannya dan dari
pada produknya. Dalam hal ini perlu dikaji tentang cara penyampaian iklan,
tujuan iklan, dan pengaruh iklan terhadap masyarakat. salah satu faktor penting
untuk melakukan penjualan, penawaran, atau pemberitahuan informasi. Komponen
iklan yang pertama adalah Mendorong dan Membujuk.
Untuk yang pertama cara penyampaian iklan ini
kepada publik melalui media sosmed dan iklan cetak. Tujuan cara penyampain
iklan kepada publik salah satunya untuk diingat iklannya atau produknya. Dan
untuk iklan Djarum 76 ini lebih menekankan terhadap iklannya dari pada
produknya, sehingga masyarakat pada umumnya terkadang hanya tahu iklannya
saja bukan produknya. Dan sering kali jika masyarakat ditanya tentang iklan
produk "Wani Piro?" banyak yang salah menyebut produk yang
menggunakan kata itu. Namun, secara umum setiap iklan punya tujuan akhir agar
produknya dibeli. Disinilah pentingnya kata-kata yang harus digunakan dalam
iklan. Karena dengan kata-kata yang singkat padat dan jelas masyarakat lebih
mudah untuk mengingat iklan dan produk tersebut. Untuk itulah kadang pengiklan
punya tujuan agar iklannya diingat dan
dengan ikan ini masyarakat penikmat iklan akan mengaitkan dengan produknya.
Namun, masalshnya untuk ikla djarum 76 ini
mengalami problem antara ingat terhadap ikan dan ingat terhadap produk terlalu
jauh, sehingga menuntut konsumen bekerja keras untuk mengingat produknya. Kebanyakan orang lebih menyukai iklannya,
mengingatnya, tapi begitu ditanya produknya apa, mereka lupa.
Kedua, tujuan iklan Djarum 76 sam dengan iklan
lainnya, yaitu iklannya diingat dan produknya dibeli. Ketiga adalah pengaruh iklan Djarum 76 terhadap
masyarakat, pengiklan yang membuat iklan yang cukup kreatif ini memadukan unsur
lucu yang ketika itu sedang maraknya kasus korupsi gayus dan dimanfaat kan
pengika untuk embuat ikan tentang korupsi. Dan penggunaan kata “Wani Piro-lah”
yang menjadi tujuan utama pengiklan agar konsumen mudah mengingat iklan dan produknya. Kata wani piro
yang digunakan yang produk Djarum 76 secara singkat langsung menjadi tranding topic dikalangan masyarakat. Sehingga
konsumen mempunyai daya tarik tersendiri untuk menikmati produk tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar